TEMPO.CO, Beijing -
Twitter meminta maaf atas peringatan kemungkinan peretasan akun Twitter
sejumlah jurnalis asing yang tengah meliput perhelatan kongres partai
komunis Cina dan berimbas pada yang lain. Mereka menyatakan, email yang
dikirim lebih awal adalah sebuah kesalahan.
Twitter
memposting permintaan maaf Kamis, beberapa jam setelah sejumlah wartawan
dan analis diberitahu mengenai upaya peretasan. Mereka menyatakan
secara otomatis akan me-reset password dalam kasus ketika sebuah akun
diyakini mungkin tengah diretas. Namun, kali ini mereka menyatakan "tak sengaja me-resset password dan sejumlah akun" di luar mereka yang dicurigai akunnya diretas. "Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan atau kebingungan yang mungkin ditimbulkan," tulis mereka.
Email dikirim Kamis dini hari, namun tak menjelaskan siapa yang mencoba melakukan peretasan.
Pengguna Internet di Cina tak bebas mengakses situs internasional, termasuk Twitter. Umumnya, pengguna harus melakukannya melalui pemasangan software khusus untuk menghindari sensor.
Namun, tak sedikit yang ketahuan karena melakukan langkah ini. David Bandurski, pimpinan China Media Project di Hong Kong, menyatakan dia memposting melalui akun Twitter-nya potongan pidato Presiden Cina Hu Jintao saat membuka Kongres. Selang beberapa saat, pesannya telah lenyap.
0 komentar:
Posting Komentar